HIPNOTIS 1 (Pendahuluan)  


Sejarah hipnotisme sama tuanya dengan sihir, mistik, occultisme, ilmu ketabiban dan lain-lain. Dari kitab-kitab kuno Mesir, Yunani, India, Arab dan lain-lainnya ternyata bahwa beribu-ribu tahun lamanya mereka sudah mengenal semacam hipnotisme, bahkan mengenal pula teknik memusatkan pandang. Akan tetapi lama bangsa Eropa tidak memperhatikannya, sampai kemudian pada abad pertengahan, hipnotisme dicap sebagai SIHIR dan setelah itu sebagai ilmu yang menggunakan bantuan badan-badan halus atau makhluk makhluk halus dan lain-lain lagi dengan diliputi kerahasiaan yang bersifat tahayul. Perkembangan hipnotisme sejak terkenalnya, dimulai pada abad ke 18 oleh Franz A. Mesmer  (1743-1814) seorang tabib di kota Wina yang menggunakan hipnotisme untuk menyembuhkan pasien-pasiennya yang sakit syaraf, sehingga kemudian terkenal dengan teorinya Mesmerisme.

Penyelidikan selanjunya dilakukan oleh James Braid. Seorang dokter bangsa Inggris dalam abad ke-19 yang membuktikan bahwa hipnotisme dalam abad ke-19 yang membuktikan bahwa hipnotisme bersifat psychologia, sehingga akhirnya digunakan istilah-istilah Hipnosa dan Hipnotisme. Semenjak itu banyak sarjana-sajana yang secara ilmiah menyelidiki masalah hipnotisme, akan tetapi sesungguhnya baru setelah Perang Dunia I (1914-1918) tercapai baru kemajuan-kemajuan yang penting dan berguna, khususnya untuk menambah pengetahuan tentang sifat dan wujud hakikat tingkah laku manusia.

Belajar hipnotisme sesungguhya mudah saja asal Anda memenuhi syarat-syaratnya dan sesudah itu mengetahui cara-cara melaksanakannya. Syarat-syarat yang harus Anda penuhi itu sebenarnya tidak lebih dari dua pokoknya yang bertolak dari niat Anda sendiri yaitu :

A.1. Percaya pada diri sendiri
Anda mempunyai keyakinan bahwa apa yang sedang atau hendak Anda kerjakan pasti berhasil. Anda merasa optimis akan dapat melakukannya dengan sebaik-baiknya. Demikian pula dalam hal mempelajari hipnotisme. Bagi Anda menghipnotis seseorang itu adalah mungkin dan bisa Anda lakukan, karena sudah pernah belajar dan berlatih. Tampang dan tingkah laku / sikap Anda dapat mencerminkan kesanggupan Anda itu, sebagai perwujudan dari rasa percaya kepada kemampuan sendiri. Memang seorang juru-hipnotis harus bersikap tenang, sopan tetapi penuh kewibawaan. Setiap gerak-geriknya dan setiap perkataannya, menandakan bahwa ia tahu apa yang ia lakukan dan bahwa ia sanggup melaksanakan maksudnya. Ia tidak berlagak dan sombong. Ia tak ragu-ragu memikir apa yang mesti dikerjakan Ia menghipnotis atau melakukan sesuatu karena merasa sudah yakin atas kemampuan.

Oleh sebab itu apabila Anda masih mempunyai keraguan, karena belum pernah mencoba mempraktekkan hipnotisme, maka sudah tentu kegagalan hasilnya. Sebab bagaimana mungkin bisa berhasil, sementara dalam diri sendiri saja sudah membayangkan akan gagal? Wajah Anda sudah memperlihatkan kecemasan, sehingga orang yang hendak Anda hipnotis menjadi cemas pula dan tidak dapat mempercayai kemampuan Anda. Jadi percaya pada diri sendiri itu merupakan syarat pertama untuk dapat berhasil mejadi seorang menjadi seorang juru hipnotis. Sebab harus disadari, bahwa hasil yang dicapai hipnotisme tak disebabkan oleh adanya bantuan dari makhluk-makhluk halus atau mistik; akan tetapi kesan-kesan yang Anda berikan kepada suyet (orang yang dihipnotis). Dengan perkataan lain, karena keyakinan Anda pada kemampuan sendiri itu, menyebabkan suyet yang memperhatikan Anda, menghipnotis dirinya sendiri. Ini adalah suatu kebenaran psychologis : camkanlah!

A.2. Mempunyai kemauan dan kebenaran
Sesudah Anda merasa yakin atas kemampuan sendiri, maka syarat yang kedua ialah Anda harus mempunyai kemauan dan keberanian untuk melakukannya tanpa ragu-ragu. Jadi kalau sudah berniat melakukan sesuatu, tidak boleh hanya tinggal dalam angan-angan saja, melainkan harus diaertai dengan kemauan berupa tindakan yang nyata. Misalnya kalau akan menghipnotis seseorang, Anda tidak boleh merasa rendah diri, menghadapi suyet Anda itu, siapapn orangnya. Sebaliknya tunjukkanlah kesanggupan Anda, sebagaimana seorang dokter tanpa ragu-ragu menunjukkan keahliannya mengobati setiap pasien, tanpa memandang siapa orangnya. Pendeknya tingkah laku Anda sangatlah penting. Sikap Anda harus mencerminkan tekad dari kemauan Anda serta bebas dari rasa takut. Inilah syarat kedua yang harus Anda pegang teguh. Sesudah Anda merasa yakin atas kemauan sendiri, maka syarat yang kedua ialah Anda harus mempunyai kemauan dan keberanian untuk melakukannya tanpa ragu-ragu. Jadi kalau sudah berniat melakukan sesuatu tidak boleh hanya tinggal dalam angan-angan saja, melainkan harus disertai dengan kemauan berupa tindakan yang nyata.

BERSAMBUNG.... (Red)

This entry was posted on Tuesday, December 15, 2009 and is filed under , . You can leave a response and follow any responses to this entry through the Subscribe to: Post Comments (Atom) .

0 comments